PENGARUH PELATIHAN, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKVITAS KERJA PEGAWAI DENGAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKOLAH BUDDHIS BODHICITTA MEDAN
Abstract
Produktivitas dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi faktor manajemen, komunikasi, budaya organisasi, kemampuan, disiplin, pelatihan dan juga motivasi kerja. Tetapi faktor yang paling utama adalah faktor pelatihan, motivasi kerja, budaya organisasi dan komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel pelatihan, motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap produktivitas pegawai melalui komunikasi sebagai variabel intervening. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang terdapat pada Sekolah Budhis Bodhicitta Medan yang berjumlah 155 orang. Untuk penentuan jumlah sampel digunakan rumus slovin sehingga sampel 112 pegawai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis jalur, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan, motivasi kerja dan budaya organisasi masing-masing memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap komunikasi pada Sekolah Buddhis Bodhicitta Medan. Pelatihan, motivasi kerja, budaya organisasi dan komunikasi masing-masing memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Sekolah Buddhis Bodhicitta Medan. Pelatihan, motivasi kerja dan budaya organisasi masing-masing memberikan pengaruh tidak langsung yang signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai melalui variabel intervening komunikasi pada Sekolah Buddhis Bodhicitta Medan. Disarankan instruktur dalam pelatihan sebaiknya menguasai materi pelatihan dan materi pelatihan dirancang sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan. Instansi perlu memberikan kompensasi dalam bentuk pengembangan kemampuan dalam bidang kerja yang ditanganinya. Pegawai sebaiknya melaksanakan pekerjaan dengan kesungguhan serta berupaya mencari cara agar pekerjaan dapat selesai dengan lebih cepat. Manajemen sebaiknya menggunakan komunikasi selentingan untuk menangkap dan memenuhi kepentingan umum dalam instansi, serta berupaya memperkecil atau menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi.