PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DAN PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI GEOSITE GEOPARK KALDERA TOBA SILAHISABUNGAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI

Abstract

Dinamika perkembangan sektor pertanian terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Mengenai pembangunan pertanian untuk kebutuhan dasar hidup manusia akan gizi, dimana program Revolusi Hijau dikembangkan hingga terbukti efektif pada tahun 1984 untuk mencapai swasembada beras nasional. Pencapaian selama hampir seperempat abad, sudah selayaknya menjadi momen penting untuk mengkaji kembali keberadaan perluasan pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya tanaman pangan, yang juga merupakan kebutuhan utama Faktor Pendorong secara Internal yaitu Kekuatan berupa Potensi Kawasan agrowisata pantai; Dukungan Pemerintah; Tersedianya masyarakat lokal untuk sumber tenaga kerja; sedangkan secara Eksternal yaitu Peluang berupa; Kebijakan pemerintah tentang pengembangan agrowisata pantai; Prefensi agrowisata pantai wisatawan yang semakin meningkat; dan Dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat. Faktor Penghambat secara Internal adalah Kelemahan yaitu Minimnya aksesibilitas ke objek agrowisata pantai; sumberdaya manusia (agrowisata pantai) masih rendah; dab Masih terbatasnya minat investor. Sedangkan Faktor penghambat secara Eksternal berupa Ancaman yaitu Masih terbatasnya minat investor;  Berkembangya Kawasan agrowisata di luar Nias Utara; Perubahan kebijakan tentang agrowisata pantai; dan Munculnya bencana alam dan wabah penyakit dan sejenisnya. Saran dalam penelitian ini adalah : Pemerintah Daerah senantiasa melakukan sosialisasi bagi masyarakat lokal tentang pengembangan Agrowisata pantai serta melatih masyarakat lokal tersebut untuk dapat lebih berperan serta mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian agrowisata pantai serta untu akselarasi pengembangan agrowisata pantai di Nias Utara agar memanfaatkan Faktor Kekuatan dengan menggunakan Peluang yang ada serta sekaligus meminimalkan kelemahan dalam memgatasi hambatan.