KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL BUDAYA ANTARA KORPORASI PERTAMBANGAN DENGAN MASYARAKAT LOKAL

  • Jannus Timbo Halomoan Siahaan Universitas Darma Agung

Abstract

Realitas empiris memberikan fakta bahwa industri pertambangan di dunia selama ini, selain terjadi peningkatan skala pertumbuhan industri, berkembang juga aspek-aspek disfungsional (dampak negatif yang tidak diharapkan) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di dalamnya. Industri pertambangan Indonesia telah memunculkan disparitas kesejahteraan ekonomi dan sosial di berbagai tingkat dan wilayah. Hal ini menurutnya, disebabkan oleh beberapa hal, yaitu dilibatkannya militer dalam relokasi warga, terjadinya pencemaran lingkungan yang berdampak pada pencaharian warga sekitar, serta tersisihnya komunitas lokal dari wilayahnya akibat pengembangan konsesi tambang. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berfokus pada beberapa aspek penting, yaitu: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konflik sosial antara masyarakat Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dan PT. INCO selama periode 2000-2011. (2) Mengkaji peran budaya lokal dalam integrasi sosial antara masyarakat Sorowako dan PT. INCO sebagai bagian dari resolusi konflik selama periode yang sama. (3) Menyusun model upaya integrasi sosial antara masyarakat Sorowako dan PT. INCO sebagai langkah resolusi konflik dalam kurun waktu 2000-2011. Secara umum, penelitian ini mengeksplorasi proses konflik dan integrasi sosial budaya antara perusahaan pertambangan dan masyarakat di sekitar area operasi perusahaan, dengan fokus khusus pada komunitas lokal di Desa Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Metode kualitatif dipilih untuk penelitian ini karena mampu menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu-individu serta perilaku yang dapat diamati, yang bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam mengenai objek penelitian. Metode ini dianggap lebih efektif dalam mengungkap definisi situasi, gejala sosial, serta makna di balik data yang tampak. Mengingat peneliti ialah bagian dari hubungan antara masyarakat Sorowako dan PT. INCO, di mana peneliti telah bekerja di PT. INCO sejak tahun 2004 hingga Agustus 2011, penelitian ini menggunakan metode triangulasi untuk menjamin keaslian, kealamian, dan menghilangkan bias. Penelitian ini menemukan tiga faktor struktural yang menyebabkan konflik sosial antara masyarakat lokal Sorowako dan PT. INCO selama periode 2000-2011, yaitu isu pertanahan, peluang usaha, dan tenaga kerja lokal. Selain itu, ditemukan satu faktor non-struktural yang memicu konflik sosial, yaitu pemberdayaan masyarakat melalui budaya lokal. Selain konflik sosial, sebagaimana dipaparkan di atas, secara ringkas, penelitian ini juga menemukan bahwa faktor adaptasi budaya ialah faktor satu-satunya yang ditemukan sebagai pendukung proses integrasi kultural antara masyarakat lokal Sorowako dengan PT. INCO. Proses penerimaan dan penyerapan ini kemudian melahirkan nilai budaya hibridasi. Berkenaan dengan model integrasi sosial, tipologi model integrasi yang ditemukan dalam penelitian ini terbagi dalam dua era kepemimpinan dengan bobot orientasi yang berbeda.

Published
Aug 23, 2024
How to Cite
SIAHAAN, Jannus Timbo Halomoan. KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL BUDAYA ANTARA KORPORASI PERTAMBANGAN DENGAN MASYARAKAT LOKAL. Jurnal Darma Agung, [S.l.], v. 32, n. 4, p. 85 - 97, aug. 2024. ISSN 2654-3915. Available at: <https://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/view/4651>. Date accessed: 24 aug. 2024. doi: http://dx.doi.org/10.46930/ojsuda.v32i4.4651.
Section
Artikel