KAJIAN ALAT MUSIK JUKULELE SEBAGAI BAHAN AJAR KONTEKSTUAL PAPUA
Abstract
Anak Papua tumbuh dan berkembang secara kontektual di alam bebas sejak kanak-kanak. Pola asuh orang tua yang permisif pada umumnya sangat menentukan sikap dan perilaku anak yang kurang tertib, sulit duduk secara tenang berlama-lama di dalam kelas, tak hanya itu, masyarakat yang masih hidup di daerah pinggiran, pesisir dan pedalaman Papua masih belum memahami pentingnya pendidikan formal bagi anak-anak mereka, sehingga sering mengikut sertakan anak-anak mereka dalam kegiatan berburu, meramu, untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi keluarga. Guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan menyenangkan serta dapat melakukan pendekatan dengan pembelajaran kontekstual. Menurut Mondow (2021) pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang dirancang untuk tujuan tertentu melibatkan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran dengan memperhatikan potensi gaya belajar peserta didik, potensi sumber belajar yang tersedia dilingkungan yang berasal dari sumber teknologi informasi, dari kekayaan alam dan lingkungan, seni dan budaya sebagai sumber belajar dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Salah satu kebudayaan yang berkembang pada masyarakat Pesisir selatan Papua adalah kesenian dalam memainkan alat musik jukuleleke. Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pengajaran yang bertujuan untuk mengaitkan konsep-konsep pelajaran dengan situasi dunia nyata. Salah satu contoh penerapannya adalah dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya kelas VI SD, khususnya pada Kompetensi 4.2 yang menitikberatkan pada kemampuan memainkan interval nada melalui lagu dan alat musik. Integrasi jukulele dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya merupakan strategi yang relevan, mengingat sifat mata pelajaran ini yang memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam apresiasi seni dan proses kreatif dalam menciptakan karya nyata yang memiliki nilai fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Melalui aktivitas bermain jukulele, siswa tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan motorik mereka, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai karakter seperti disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, tanggung jawab, kemampuan bersosialisasi, dan kreativitas.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
An author who publishes in the Jurnal Darma Agung agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).