@article{OJSUDA, author = {Cindy Christian and Ruth Salim and Felix Ongko and Tamia Jeser and Fairin Zahrani and Irene Santoso and Sony Sugiharto}, title = { GRANULOMA PIOGENIKUM PADA WAJAH}, journal = {Jurnal Darma Agung}, volume = {31}, number = {1}, year = {2023}, keywords = {}, abstract = {Granuloma piogenikum (GP) atau lobular capillary hemangioma adalah lesi proliferatif jinak pada pembuluh darah kulit dan mukosa yang biasanya muncul sebagai lesi soliter, sessile, atau bertangkai dengan permukaan yang rentan terhadap perdarahan, ulserasi, serta pengerasan kulit (crusting), dimana penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan dalam segi kosmetik. Pencetus tersering GP antara lain trauma ringan terus menerus, iritasi kronis, higienitas yang rendah, kelainan hormonal, kehamilan, infeksi, dan obat-obatan seperti retinoid sistemik maupun topikal (isotretinoin dan acitretin), antiretroviral (indinavir), antineoplastik (5-fluorouracil), dan agen imunosupresi (etanercept). Tumor ini sering timbul sebagai lesi soliter ataupun lesi multipel. Terapi GP bervariasi, mulai dari topikal menggunakan krim imiquimod maupun tindakan berupa bedah eksisi, bedah listrik (electrocauter), cryotherapy, sclerotherapy, kuret, hingga laser Nd:YAG (Neodymium-Doped Yttrium Aluminium Garnet). Pada laporan kasus ini, kami melaporkan GP yang ditemukan pada perempuan berusia 47 tahun dengan benjolan di pipi kiri sejak satu bulan lalu. Pada pemeriksaan didapatkan papul bertangkai eritematosa soliter berukuran 1 cm x 0,5 cm x 0,8 cm. Lesi dilakukan tindakan shave eksisi biopsi dan dilanjutkan pemeriksaan patologi anatomi (PA). Berdasarkan hasil pemeriksaan PA menunjukkan jaringan berbentuk polipoid dilapisi epitel berlapis gepeng atrofik pada bagian atas, disertai proliferasi kapiler-kapiler darah berbentuk lobular dengan “feeding artery”.}, issn = {2654-3915}, pages = {9--16}, doi = {10.46930/ojsuda.v31i1.3035}, url = {https://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/view/3035} }