@article{OJSUDA, author = {Hidyawan Fariza and Adhi Yuniarto and Bustami Bustami and Alfan Purnomo}, title = { PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR MELALUI PEMBENTUKAN DMA DI PERUMDA AIR MINUM TIRTA RAHARJA KABUPATEN BANDUNG. (STUDI KASUS : WILAYAH PELAYANAN KUTAWARINGIN DAN SODONG-SOREANG)}, journal = {Jurnal Darma Agung}, volume = {31}, number = {2}, year = {2023}, keywords = {}, abstract = {Permasalahan kehilangan air pada pendistribusian air bersih harus ditangani sehingga meningkatkan jumlah ketersedian air untuk dikonsumsi, pemanfaatan sumber air baku lebih optimal, menurukan biaya operasi serta melindungi kesehatan masyarakat karena menurunnya kualitas air akibat adanya kebocoran pipa. SPAM Kutawaringin dan Sodong-Soreang merupakan wilayah pelayanan Perumda Air Minum Tirta Raharja. Pada tahun 2021, area pelayanan ini memiliki angka kehilangan air masing-masing sebesar 31% dan 31,9%.NRW merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja perusahaan air minum (Tommy dan Arya, 2016). NRW yang tinggi menyebabkan biaya operasional yang semakin tinggi untuk produksi, pemeliharaan, dan perbaikan (Heston dan Pasawati, 2016). Pembentukan DMA berdasarkan kriteria ideal merupakan salah satu strategi dalam mengendalikan kehilangan air terutama pada kehilangan air fisik. Pengendalian tekanan pada jaringan distribusi di DMA terpilih menjadi prioritas dalam menurunkan kehilangan air fisik sebelum DMA tersebut dioperasikan. Penggunaan PRV untuk manajemen tekanan pada sistem distribusi air dapat mengurangi kebocoran (Monsef dkk, 2018). Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian tekanan berupa penempatan ulang Bak Pelepas Tekan (BPT), penempatan dan pengaturan ulang Pressure Reducing Valve (PRV), menunjukkan hubungan penurunan kehilangan air secara signifikan. Pada DMA Parung Serab, Pada DMA Parung Serab , melalui pengaturan ulang batasan tekanan pada PRV (alternatif 1) tingkat kehilangan air dapat menurun sebesar 1,6%. Pada Alternatif 2 melalui melalui pekerjaan penempatan ulang posisi satu PRV eksisting dan pengaturan batasan tekanannya dapat menurunkan tingkat kehilangan air sebesar 6,11%. Pada alternatif 3 melalui melalui pekerjaan penempatan ulang posisi satu PRV eksisting dan pengaturan batasan tekanannya dapat menurunkan tingkat kehilangan air sebesar 6,49%. Pada DMA Blok I, pada alternatif 1 melalui modifikasi sistem input sistem tingkat kehilangan air daapat menurun sebesar 2,34%. Alternatif 2 dilakukan melalui pemindahan Bak Pelepas Tekan (BPT) penurunan kehilangan air didapatkan sebesar 4,47%. Sedangkan pada Alternatif 3, melalui pemindahan BPT dan pemasangan 2 unit PRV, kehilangan air dapat menurun sebesar 6,36%.}, issn = {2654-3915}, doi = {10.46930/ojsuda.v31i1.3007}, url = {https://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/view/3007} }